Storing Mobil: Penyebab, Gejala, Dampak, dan Cara Mengatasinya Secara Tuntas

Bang Montir

Storing mobil adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan kondisi mesin mobil yang tidak berjalan dengan lancar, tersendat-sendat, atau bahkan mati secara tiba-tiba. Masalah ini bisa terjadi pada berbagai jenis mobil, baik yang menggunakan bahan bakar bensin maupun diesel. Storing tidak hanya mengganggu kenyamanan berkendara tetapi juga bisa menjadi tanda adanya masalah serius pada sistem pembakaran, bahan bakar, atau komponen mesin lainnya.

Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang penyebab storing mobil, gejala yang muncul, dampaknya terhadap performa kendaraan, serta langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi dan mencegahnya.


1. Apa Itu Storing Mobil?

Storing mobil adalah kondisi ketika mesin bekerja tidak stabil, biasanya ditandai dengan getaran berlebihan, suara kasar, atau putaran mesin yang naik-turun tanpa sebab jelas. Istilah "storing" sendiri berasal dari bahasa Inggris "stalling", yang berarti mesin mati secara tiba-tiba saat kendaraan sedang beroperasi.

Kondisi ini sering terjadi saat mobil sedang idle (diam), saat akselerasi, atau bahkan saat melaju dengan kecepatan konstan. Storing bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari masalah kecil seperti busi kotor hingga kerusakan serius pada sistem injeksi bahan bakar.


2. Penyebab Utama Storing Mobil

Berikut adalah beberapa penyebab umum storing mobil yang perlu diwaspadai:

A. Masalah Sistem Bahan Bakar

  • Filter bahan bakar tersumbat: Jika filter bahan bakar kotor, aliran bahan bakar ke mesin akan terhambat, menyebabkan pembakaran tidak sempurna.
  • Pompa bahan bakar rusak: Pompa yang tidak berfungsi optimal akan mengurangi tekanan bahan bakar, mengakibatkan mesin kekurangan pasokan bahan bakar.
  • Injector kotor atau rusak: Jika nozzle injector tersumbat, bahan bakar tidak teratomisasi dengan baik, menyebabkan pembakaran tidak merata.
BACA JUGA:   Menjaga Kendaraan Roda 4 Agar Lebih Awet dan Berkinerja Optimal

B. Gangguan Sistem Pengapian

  • Busi aus atau kotor: Busi yang sudah usang atau tertutup kerak karbon tidak bisa menghasilkan percikan api yang optimal.
  • Kabel busi rusak: Jika kabel busi terkelupas atau bocor, arus listrik ke busi akan terganggu.
  • Koil pengapian bermasalah: Koil yang rusak tidak bisa menghasilkan tegangan tinggi yang dibutuhkan untuk memercikkan api.

C. Masalah Sensor dan ECU

  • Sensor MAF (Mass Air Flow) kotor: Sensor ini mengukur jumlah udara yang masuk ke mesin. Jika kotor, ECU akan menerima data yang salah, mengakibatkan campuran bahan bakar-udara tidak seimbang.
  • Sensor O2 rusak: Sensor oksigen membantu ECU mengatur rasio bahan bakar-udara. Jika rusak, mesin bisa mengalami storing.
  • ECU error: Kerusakan pada Engine Control Unit (ECU) dapat menyebabkan pengaturan mesin tidak akurat.

D. Masalah Mekanis Lainnya

  • Kompresi mesin rendah: Kebocoran pada ring piston atau katup bisa mengurangi kompresi, membuat pembakaran tidak optimal.
  • Throttle body kotor: Kotoran yang menumpuk di throttle body bisa menghambat aliran udara ke mesin.
  • Vakum bocor: Kebocoran pada selang vakum dapat mengacaukan rasio udara-bahan bakar.

3. Gejala Storing Mobil yang Perlu Diwaspadai

Storing mobil bisa dikenali melalui beberapa gejala berikut:

  • Mesin tersendat saat idle atau akselerasi
  • Putaran mesin tidak stabil (RPM naik-turun sendiri)
  • Mesin mati mendadak tanpa peringatan
  • Suara mesin kasar dan bergetar tidak normal
  • Lampu check engine menyala
  • Boros bahan bakar akibat pembakaran tidak sempurna

Jika gejala-gejala ini muncul, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan untuk menghindari kerusakan lebih parah.


4. Dampak Storing Mobil Jika Dibiarkan

Mengabaikan masalah storing bisa menyebabkan beberapa dampak negatif, seperti:

  • Kerusakan pada catalytic converter karena pembakaran tidak sempurna menghasilkan gas buang yang kotor.
  • Ausnya komponen mesin lebih cepat akibat getaran dan kerja mesin yang tidak stabil.
  • Performanya mobil menurun, termasuk akselerasi yang lambat dan respon gas kurang responsif.
  • Risiko mogok di tengah jalan, yang bisa berbahaya jika terjadi di jalan raya atau jalan tol.
BACA JUGA:   Cek Pajak Kendaraan Gorontalo: Mengetahui Cara Meninjau Pajak Kendaraan Anda

5. Cara Mendiagnosis Storing Mobil

Untuk mengetahui penyebab pasti storing, beberapa langkah diagnosis bisa dilakukan:

  • Membaca kode error OBD-II menggunakan scanner untuk mengetahui masalah dari sensor atau ECU.
  • Memeriksa busi dan sistem pengapian apakah ada kerusakan atau keausan.
  • Membersihkan throttle body dan MAF sensor jika terdapat kotoran yang menghambat.
  • Memeriksa tekanan bahan bakar untuk memastikan pompa dan injector bekerja dengan baik.
  • Uji kompresi mesin untuk memastikan tidak ada kebocoran pada ruang bakar.

6. Cara Mengatasi dan Mencegah Storing Mobil

Beberapa solusi untuk mengatasi storing mobil antara lain:

  • Ganti busi dan kabel busi secara berkala (setiap 40.000–60.000 km).
  • Bersihkan atau ganti filter bahan bakar sesuai rekomendasi servis.
  • Gunakan bahan bakar berkualitas tinggi untuk menghindari kerak di injector.
  • Lakukan servis berkala, termasuk pembersihan throttle body dan injector.
  • Periksa sistem vakum dan selang-selangnya untuk memastikan tidak ada kebocoran.
  • Update software ECU jika diperlukan untuk mengatasi bug sistem.

Dengan perawatan yang tepat, risiko storing mobil bisa diminimalisir, sehingga performa mesin tetap optimal dan nyaman digunakan sehari-hari.


Artikel ini memberikan pemahaman lengkap tentang storing mobil, mulai dari definisi hingga solusi pencegahannya. Jika masalah storing terus berlanjut, disarankan untuk membawa mobil ke bengkel terpercaya untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Also Read

Bagikan: