Perbedaan Magnet Megapro dan Tiger: Spesifikasi, Kekuatan, dan Aplikasi

Bang Montir

Magnet merupakan komponen penting dalam berbagai industri, mulai dari elektronik hingga manufaktur. Dua jenis magnet yang sering dibandingkan adalah Megapro dan Tiger. Keduanya memiliki karakteristik unik yang membuatnya cocok untuk aplikasi berbeda. Artikel ini akan membahas secara mendalam perbedaan antara magnet Megapro dan Tiger, mencakup bahan, kekuatan, daya tahan, serta kegunaannya.



1. Bahan dan Komposisi

Magnet Megapro

Magnet Megapro umumnya terbuat dari neodymium (NdFeB), yang dikenal sebagai salah satu magnet terkuat di dunia. Komposisinya terdiri dari:

  • Neodymium (Nd) – Memberikan kekuatan magnetik tinggi.
  • Besi (Fe) – Meningkatkan stabilitas struktural.
  • Boron (B) – Memperkuat sifat magnetik.

Megapro sering dilapisi dengan nikel, emas, atau epoxy untuk mencegah korosi dan meningkatkan ketahanan.

Magnet Tiger

Magnet Tiger biasanya berbahan ferit (strontium atau barium ferit), yang lebih ekonomis tetapi memiliki kekuatan lebih rendah dibandingkan neodymium. Komposisinya meliputi:



  • Strontium Ferit (SrFe12O19) – Tahan suhu tinggi tetapi kurang kuat.
  • Barium Ferit (BaFe12O19) – Lebih murah tetapi dengan performa magnetik sedang.

Karena sifatnya yang keramik, magnet Tiger tidak mudah berkarat tetapi lebih rapuh dibandingkan Megapro.

2. Kekuatan Magnetik (Gauss dan Tesla)

Megapro: Kekuatan Tinggi

  • Berkisar antara 12.000–14.000 Gauss (1,2–1,4 Tesla).
  • Cocok untuk aplikasi yang membutuhkan daya tarik kuat, seperti motor listrik, hard disk, dan perangkat medis MRI.
  • Memiliki energi produk (BHmax) tinggi, sekitar 35–52 MGOe (Mega-Gauss Oersted).

Tiger: Kekuatan Sedang

  • Berkisar antara 2.000–4.000 Gauss (0,2–0,4 Tesla).
  • Digunakan untuk speaker, kulkas magnet, dan aplikasi harian yang tidak memerlukan daya magnet ekstrem.
  • BHmax lebih rendah, sekitar 3–5 MGOe.

3. Ketahanan terhadap Suhu

Megapro: Rentan pada Suhu Tinggi

  • Maksimal suhu kerja: 80–200°C (tergantung grade).
  • Jika dipanaskan melebihi batas, dapat kehilangan magnetisasi permanen.
  • Beberapa varian khusus (seperti N52SH) tahan hingga 150°C.
BACA JUGA:   Belajar Memainkan Kopling Mobil dari Nol: Tips dan Trik untuk Pemula.

Tiger: Lebih Stabil di Suhu Ekstrem

  • Tahan hingga 250–300°C tanpa kehilangan daya magnet.
  • Cocok untuk aplikasi industri yang melibatkan panas, seperti motor listrik dan generator.

4. Daya Tahan dan Kerapuhan

Megapro: Kuat tetapi Rapuh

  • Karena berbasis neodymium, magnet ini mudah pecah jika terjatuh atau terbentur.
  • Lapisan pelindung (nikel/epoxy) membantu mengurangi risiko korosi.

Tiger: Lebih Kuat Secara Mekanis

  • Ferit bersifat keras dan tahan gores, tetapi lebih berat.
  • Tidak mudah retak seperti neodymium, tetapi kekuatan magnetiknya jauh di bawah Megapro.

5. Harga dan Ketersediaan

Megapro: Lebih Mahal

  • Harga tinggi karena bahan neodymium yang langka dan proses produksi kompleks.
  • Biaya berkisar Rp 50.000–Rp 500.000 tergantung ukuran dan grade.

Tiger: Lebih Murah

  • Ferit lebih mudah diproduksi massal, sehingga harganya Rp 5.000–Rp 50.000 per biji.
  • Banyak digunakan dalam produk konsumen karena ekonomis.

6. Aplikasi dalam Industri

Megapro: Untuk Teknologi Tinggi

  • Elektronik: Hard disk, headphone, sensor.
  • Medis: Mesin MRI, peralatan bedah.
  • Energi: Generator listrik, turbin angin.

Tiger: Untuk Keperluan Umum

  • Speaker dan Mikrofon – Karena respons frekuensi yang baik.
  • Pintu Kulkas – Cukup kuat untuk menahan beban ringan.
  • Mainan Edukasi – Aman dan murah.

Dari segi bahan, kekuatan, ketahanan, hingga harga, Megapro dan Tiger memiliki keunggulan masing-masing. Pemilihan magnet yang tepat tergantung pada kebutuhan aplikasi, anggaran, dan lingkungan penggunaannya.



Also Read

Bagikan: