Memahami Ukuran Derajat Pengapian pada Semua Jenis Motor dan Fungsinya

Bang Montir

Derajat pengapian atau ignition timing adalah salah satu aspek krusial dalam kinerja mesin motor. Pengaturan yang tepat menentukan efisiensi pembakaran, tenaga, emisi, dan umur mesin. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang ukuran derajat pengapian pada berbagai jenis motor, termasuk motor bensin, diesel, 2-tak, dan 4-tak.


1. Apa Itu Derajat Pengapian?

Derajat pengapian mengacu pada waktu pengapian busi relatif terhadap posisi piston di dalam silinder. Ini diukur dalam derajat rotasi poros engkol (crankshaft) sebelum atau setelah Titik Mati Atas (TMA) atau Top Dead Center (TDC).

  • Pengapian Maju (Advance Timing): Busi menyala sebelum TMA untuk memberi waktu pembakaran sempurna.
  • Pengapian Mundur (Retard Timing): Busi menyala setelah TMA, biasanya untuk mengurangi knocking atau overheating.

2. Faktor yang Mempengaruhi Derajat Pengapian

Beberapa faktor memengaruhi pengaturan derajat pengapian, antara lain:

a. Jenis Bahan Bakar

  • Bensin Oktan Tinggi: Membutuhkan pengapian lebih maju karena lambat terbakar.
  • Bensin Oktan Rendah: Pengapian dimundurkan untuk menghindari knocking.

b. Kecepatan Mesin (RPM)

  • RPM Tinggi: Membutuhkan pengapian lebih awal karena siklus mesin lebih cepat.
  • RPM Rendah: Pengapian lebih lambat untuk efisiensi.
BACA JUGA:   Memahami Kualitas Produk Honda Janti

c. Beban Mesin

  • Beban berat (seperti tanjakan) memerlukan pengapian lebih maju untuk torsi optimal.

d. Desain Mesin

  • Mesin dengan kompresi tinggi membutuhkan pengaturan lebih presisi untuk menghindari detonasi.

3. Derajat Pengapian pada Motor Bensin 4-Tak

Motor bensin 4-tak umumnya memiliki derajat pengapian antara 8°–15° sebelum TMA pada kondisi idle. Namun, pada RPM tinggi, bisa mencapai 30°–40° sebelum TMA tergantung ECU (Engine Control Unit).

Contoh beberapa motor populer:

  • Honda Beat: 10°–15° sebelum TMA (standar pabrik).
  • Yamaha NMAX: 12°–18° sebelum TMA dengan sistem pengapian digital.

4. Derajat Pengapian pada Motor Diesel

Motor diesel tidak menggunakan busi, melainkan pengapian kompresi. Namun, injection timing (waktu penyemprotan solar) sangat krusial.

  • Standar diesel modern: 5°–15° sebelum TMA.
  • Turbo diesel: Bisa mencapai 20°–25° sebelum TMA untuk efisiensi pembakaran.

5. Derajat Pengapian pada Motor 2-Tak

Motor 2-tak memiliki pengapian lebih agresif karena siklus mesin lebih cepat.

  • Standar motor 2-tak: 15°–25° sebelum TMA.
  • Motor balap 2-tak: Bisa mencapai 30°–35° sebelum TMA untuk respons RPM tinggi.

Contoh:

  • Yamaha RX-King: 18°–22° sebelum TMA.
  • Honda NSR 150: 20°–25° sebelum TMA.

6. Cara Mengukur dan Menyetel Derajat Pengapian

a. Menggunakan Timing Light

  • Alat ini memantau percikan busi saat mesin hidup dan menunjukkan derajat pengapian.

b. Manual dengan Lampu Strobe

  • Dipasang pada kabel busi dan diarahkan ke tanda TMA di flywheel.

c. Menggunakan ECU Tuning (Motor Injeksi)

  • Remapping ECU untuk mengatur pengapian secara digital.

d. Mekanik Konvensional (Motor Karburator)

  • Memutar distributor atau mengatur plat pengapian.

7. Dampak Derajat Pengapian Tidak Tepat

a. Pengapian Terlalu Maju (Over-Advanced)

  • Mesin knocking/ngelitik.
  • Overheating dan kerusakan piston.

b. Pengapian Terlalu Mundur (Retarded)

  • Tenaga kurang optimal.
  • Boros bahan bakar dan asap tebal.
BACA JUGA:   Kacamata Safety Terbaik: Memastikan Keselamatan Anda di Jalan

8. Perbedaan Derajat Pengapian Motor Standar vs Racing

  • Motor Standar: 8°–15° sebelum TMA (prioritas efisiensi).
  • Motor Racing: 20°–35° sebelum TMA (prioritas respons RPM tinggi).

Contoh:

  • Kawasaki Ninja 250 standar: 12° sebelum TMA.
  • Ninja 250 racing tune: 25° sebelum TMA.

Dengan memahami derajat pengapian, pengguna motor bisa mengoptimalkan performa mesin. Pengaturan yang tepat sangat bergantung pada jenis motor, bahan bakar, dan kebutuhan berkendara. Jika ragu, konsultasikan dengan mekanik profesional untuk menghindari kerusakan mesin.

Also Read

Bagikan: