Mitsubishi Outlander adalah salah satu SUV populer di Indonesia yang dikenal dengan desainnya yang stylish, fitur canggih, dan performa tangguh. Namun, banyak calon pembeli yang mengeluhkan tingginya biaya pajak kendaraan ini dibandingkan dengan SUV sejenis. Lantas, mengapa pajak Outlander tergolong mahal? Artikel ini akan membahas secara mendalam faktor-faktor yang memengaruhi tingginya pajak Outlander, termasuk kebijakan pemerintah, komponen perhitungan pajak, dan perbandingan dengan pesaingnya.

1. Pengaruh Kebijakan Pajak Kendaraan Bermotor di Indonesia
Pajak kendaraan bermotor di Indonesia diatur berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 65 Tahun 2021 tentang Pajak Kendaraan Bermotor. Beberapa faktor utama yang memengaruhi besaran pajak adalah:
- Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB) – Harga dasar yang digunakan untuk menghitung pajak.
- Bobot Emisi CO₂ – Semakin tinggi emisi, semakin besar pajaknya.
- Jenis Bahan Bakar – Kendaraan berbahan bakar bensin umumnya lebih murah pajaknya dibanding diesel.
- Usia Kendaraan – Mobil baru dikenakan pajak progresif lebih tinggi.
Outlander termasuk dalam kategori SUV mewah dengan harga di atas Rp 500 juta, sehingga otomatis masuk ke golongan pajak tinggi. Selain itu, mesin berkapasitas besar (2.4L atau PHEV) juga berkontribusi pada tingginya pajak tahunan.
2. Dampak Kapasitas Mesin terhadap Pajak Outlander
Kapasitas mesin (cc) adalah salah satu penentu utama besaran pajak. Mitsubishi Outlander hadir dalam dua varian mesin:
- 2.4L MIVEC (168 HP) – Mesin bensin konvensional dengan emisi cukup tinggi.
- Plug-in Hybrid (PHEV) – Mesin hybrid yang seharusnya lebih hemat pajak, tetapi tetap tinggi karena kombinasi mesin bensin 2.0L + motor listrik.
Berdasarkan aturan pajak, kendaraan dengan kapasitas mesin di atas 2.000 cc dikenakan tarif lebih tinggi. Outlander 2.4L termasuk dalam kategori ini, sehingga pajaknya lebih mahal dibandingkan SUV dengan mesin 1.500 cc seperti Honda CR-V atau Toyota RAV4.
3. Peran Pajak Progressif untuk Kendaraan Mewah
Pemerintah memberlakukan pajak progresif untuk kendaraan mewah guna mengendalikan kepemilikan kendaraan pribadi. Outlander termasuk dalam kategori ini karena:
- Harga di atas Rp 500 juta (tergantung varian).
- Fitur mewah seperti leather seat, sunroof, dan sistem audio premium.
- Kategori SUV premium yang dianggap sebagai kendaraan mewah.
Semakin mahal harga mobil, semakin tinggi persentase pajaknya. Sebagai contoh, pajak progresif untuk kendaraan senilai Rp 1 miliar bisa mencapai 10-15% dari NJKB, jauh lebih tinggi daripada mobil biasa.

4. Perbedaan Pajak Outlander Konvensional vs. Outlander PHEV
Meski Outlander PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle) lebih ramah lingkungan, pajaknya tetap tinggi karena:
- Tetap menggunakan mesin bensin 2.0L yang termasuk golongan pajak tinggi.
- Harga lebih mahal daripada versi konvensional, sehingga NJKB-nya lebih besar.
- Belum ada insentif pajak signifikan untuk hybrid di beberapa daerah.
Di beberapa negara, kendaraan hybrid mendapat keringanan pajak, tetapi di Indonesia, aturannya belum sepenuhnya mendukung sehingga pajaknya tetap tinggi.
5. Perbandingan Pajak Outlander dengan SUV Lain
Berikut perbandingan pajak tahunan Outlander dengan beberapa kompetitornya (berdasarkan data 2023):
Model | Kapasitas Mesin | Harga (OTR) | Pajak Tahunan |
---|---|---|---|
Mitsubishi Outlander 2.4L | 2.4L | Rp 600-700 juta | Rp 8-10 juta |
Honda CR-V 1.5L Turbo | 1.5L | Rp 550-650 juta | Rp 5-7 juta |
Toyota RAV4 2.0L | 2.0L | Rp 650-750 juta | Rp 6-8 juta |
Hyundai Tucson 1.6T | 1.6L | Rp 500-600 juta | Rp 4-6 juta |
Terlihat bahwa Outlander memiliki pajak lebih tinggi karena kapasitas mesinnya lebih besar.
6. Faktor Lain yang Memengaruhi Pajak Outlander
Selain ketentuan pemerintah dan kapasitas mesin, beberapa faktor lain yang membuat pajak Outlander mahal adalah:
- Biaya impor – Outlander dirakit di Thailand dan diimpor ke Indonesia, sehingga terkena bea masuk.
- Lokasi pendaftaran – Pajak di Jakarta lebih tinggi dibandingkan kota kecil.
- Perubahan regulasi – Kenaikan tarif pajak kendaraan bermotor secara berkala.
Penutup
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa tingginya pajak Outlander dipengaruhi oleh kebijakan pajak progresif, kapasitas mesin besar, status kendaraan mewah, dan biaya impor. Bagi yang ingin membeli Outlander, disarankan untuk mempertimbangkan biaya pajak tahunan agar tidak kaget dengan pengeluaran tambahan.
